“It always seems impossible until it’s done. We have done it.”
Di usia 33 tahun, Zohran Mamdani mencuri perhatian setelah memenangkan nominasi Partai Demokrat untuk Pemilihan Walikota New York City 2025. Walau belum duduk sebagai walikota, langkahnya sudah mengguncang dunia politik AS dan dunia internasional.
Zohran bukanlah politisi dari keluarga elite. Ia adalah anak imigran dari Uganda dan India, besar di New York, dan tumbuh menjadi aktivis akar rumput. Sebagai anggota legislatif negara bagian, dia aktif memperjuangkan perumahan terjangkau, upah layak, dan layanan publik gratis.
“Komunitas Muslim sudah terlalu lama disudutkan, dicurigai, dan diabaikan. Sudah waktunya New York menyambut mereka sebagai warga penuh, bukan objek pengawasan.”
Zohran secara terang-terangan menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida dan menyatakan dukungan penuh terhadap Palestina.
“Saya tidak menentang agama Yahudi. Saya menentang penindasan sistematis. Zionisme bukan Yahudi, dan membela Palestina bukan anti-Semitisme.”
“Jika orang seperti itu jadi walikota New York, kita akan punya Taliban di Times Square.” – Donald J. Trump
“Tuduhan genosida terhadap Israel adalah propaganda anti-Semit. Ini tidak akan kami biarkan menyebar tanpa tantangan.” – Kementerian Luar Negeri Israel
Lewat media sosial, Zohran menyentuh hati warga. Video kampanyenya yang emosional tentang kehidupan warga Muslim, buruh, dan kaum miskin menjadi viral dan membuka mata banyak pemilih muda.
“Ini bukan tentang saya. Ini tentang kita semua yang lelah dipinggirkan. Ini tentang membangun kota yang benar-benar milik semua orang—bukan hanya miliarder dan politisi tua.”
Jika menang di pemilu November 2025, Zohran Mamdani bisa jadi walikota Muslim pertama New York, dan simbol bahwa politik bisa berubah—bukan lewat kekuasaan lama, tapi lewat keberanian baru.
Deddy K.